Sabtu, 17 Januari 2015
Jumat, 16 Januari 2015
Minggu, 11 Januari 2015
Sabtu, 10 Januari 2015
Jumat, 09 Januari 2015
Rabu, 07 Januari 2015
Biar Kuncupnya Mekar Jadi Bunga
Cinta itu bunga; bunga yang tumbuh mekar
dalam taman hati kita. Taman itu adalah kebenaran.
Apa yang dengan kuat menumbuhkan, mengembangkan dan memekarkan bunga; Air dan matahari adalah kebaikan. Air memberinya kesejukan dan ketenangan, tapi matahari memberinya gelora kehidupan. Cinta,dengan begitu, merupakan dinamika yang bergulir secara sadar diatas latar wadah perasaan kita.
Maka begitulah seharusnya Umar mencintai; menyejukkan, menenangkan, namun jua menggelorakan. Dan semua makna itu terangkum dalam kata ini; menghidupkan....
Umar mungkin akan dekat dengan peristiwa ini; bagaimana calon istri Umar nanti melahirkan seorang bayi, lalu merawatnya, menumbuhkannya, mengembangkannya, menjaganya. Ia dengan tulus berusaha memberinya kehidupan.
Bila Umar ingin mencintai dengan kuat, maka Umar harus mampu memperhatikan dengan baik, menerima apa adanya dengan tulus, lalu berusaha mengembangkannya semaksimal mungkin, kemudian merawat dan menjaganya dengan sabar. Itulah rangkaian kerja besar para pencinta; pengenalan, penerimaan, pengembangan dan perawatan.
Apakah Umar telah mengenal sang calon istri dengan seksama? Apakah Umar udah mengetahui dengan baik titik kekuatan dan kelemahannya? Apakah kecenderungan-kacenderungannya ? Apakah Umar mengenal pola-pola ungkapannya; melalui pemaknaan khusus dalam penggunaan kata, melalui gerak motorik refleksnya, melalui isyarat rona wajahnya, melalui tatapannya, melalui sudut matanya?
Apakah Umar dapat merasakan getaran jiwanya, saat ia suka dan saat ia benci, saat ia takut dan begitu membutuhkan perlindungan? Apakah Umar dapat melihat gelombang mimpi-mimpinya, harapan-harapannya? Pengenalan yang baik harus disertai dengan penerimaan yang utuh. Umar harus mampu menerimanya apa adanya. Apa yang sering menghambat dalam proses penerimaan total itu adalah pengenalan yang tidak utuh atau obsesi yang berlebihan terhadap fisik.
Umar tidak akan pernah dapat mencintai seseorang secara kuat dan dalam kecuali jika Umar dapat menerimanya apa adanya. Dan ini tidak selalu berarti bahwa Umar menyukai kekurangan dan kelemahannya. Ini lebih berarti bahwa kelemahan dan kekurangan itu bukan kondisi akhir kepribadiannya, dan selalu ada peluang untuk berubah dan berkembang. Dengan perasaan itulah seorang ibu melihat bayinya.
Apakah yang ia harap dari bayi kecil itu? Ketika ia merawatnya, menjaganya dan menumbuhkannya, apakah ia yakin bahwa kelak anak itu membalas kebaikan-kebaikannya? Tidak.
Semua yang ada dalam jiwanya adalah keyakinan bahwa bayi ini punya peluang untuk berubah dan berkembang, dan karenanya ia menyimpan harapan besar dalam hatinya bahwa kelak hari-hari juga lah yang akan menjadikan segalanya lebih baik.
Penerimaan positif itulah yang mengantar kita kepada kerja mencintai selanjutnya; pengembangan. Pada mulanya seorang wanita itu adalah kuncup yang tertutup. Ketika ia memasuki rumah Umar, memasuki wilayah kekuasaan Umar, menjadi istri Umar, menjadi ibu
anak-anak Umar; UMARLAH YANG BERTUGAS MEMBUKA KELOPAK KUNCUP ITU, MENIUPNYA PERLAHAN, AGAR IA MEKAR JADI BUNGA.
Umarlah yang harus menyirami bunga itu dengan air kebapakkan, membuka semua pintu hati anda baginya, gar ia dapat menikmati cahaya matahari yang akan memberinya gelora kehidupan. Hanya dengan kebaikanlah bungu-bunga cinta bersemi, dengan ungkapan AKU CINTA KAMU boleh jadi akan kehilangan makna katika ia dikelilingi perlakuan yang tidak simpatik dan tidak mengembangkan.
Apa yang harus Umar berikan kepada calon istri Umar adalah peluang untuk berkembang.... keberanian menyaksikan perkembangannya tanpa harus merasa bahwa superioritas Umar terganggu. Ini tidak berarti Umar harus memberi semua yang ia senangi, tapi berikanlah apa yang ia butuhkan.
Tetapi setiap perkembangan harus tetap berjalan dalam keseimbangan, dan inilah fungsi perawatan dari rasa cinta. Tidak boleh ada perkembangan yang mengganggu posisi dan komunikasi. Itulah sebabnya terkadang Umar perlu memotong sejumlah ranting yang sudah kepanjangan agar tetap selalu terlihat serasi dan harmoni.
Hidup ini adalah simponi yang kita mainkan dengan indah, maka duduklah sejenak bersama istri Umar nanti, tatap matanya lamat-lamat, dengarkan suara batinnya, getaran nuraninya, dan diam-diam bertanyalah pada diri sendiri APAKAH IA TELAH MENJADI LEBIH BAIK SEJAK HIDUP BERSAMA UMAR ?! mungkinkan suatu saat ia akan mengucapkan puisi Iqbal tentang gurunya :
DAN... NAFAS CINTANYA..... MENIUP KUNCUPKU..... MAKA ... IA MEKAR JADI BUNGA.
Karangan Ust Anis Matta
Apa yang dengan kuat menumbuhkan, mengembangkan dan memekarkan bunga; Air dan matahari adalah kebaikan. Air memberinya kesejukan dan ketenangan, tapi matahari memberinya gelora kehidupan. Cinta,dengan begitu, merupakan dinamika yang bergulir secara sadar diatas latar wadah perasaan kita.
Maka begitulah seharusnya Umar mencintai; menyejukkan, menenangkan, namun jua menggelorakan. Dan semua makna itu terangkum dalam kata ini; menghidupkan....
Umar mungkin akan dekat dengan peristiwa ini; bagaimana calon istri Umar nanti melahirkan seorang bayi, lalu merawatnya, menumbuhkannya, mengembangkannya, menjaganya. Ia dengan tulus berusaha memberinya kehidupan.
Bila Umar ingin mencintai dengan kuat, maka Umar harus mampu memperhatikan dengan baik, menerima apa adanya dengan tulus, lalu berusaha mengembangkannya semaksimal mungkin, kemudian merawat dan menjaganya dengan sabar. Itulah rangkaian kerja besar para pencinta; pengenalan, penerimaan, pengembangan dan perawatan.
Apakah Umar telah mengenal sang calon istri dengan seksama? Apakah Umar udah mengetahui dengan baik titik kekuatan dan kelemahannya? Apakah kecenderungan-kacenderungannya ? Apakah Umar mengenal pola-pola ungkapannya; melalui pemaknaan khusus dalam penggunaan kata, melalui gerak motorik refleksnya, melalui isyarat rona wajahnya, melalui tatapannya, melalui sudut matanya?
Apakah Umar dapat merasakan getaran jiwanya, saat ia suka dan saat ia benci, saat ia takut dan begitu membutuhkan perlindungan? Apakah Umar dapat melihat gelombang mimpi-mimpinya, harapan-harapannya? Pengenalan yang baik harus disertai dengan penerimaan yang utuh. Umar harus mampu menerimanya apa adanya. Apa yang sering menghambat dalam proses penerimaan total itu adalah pengenalan yang tidak utuh atau obsesi yang berlebihan terhadap fisik.
Umar tidak akan pernah dapat mencintai seseorang secara kuat dan dalam kecuali jika Umar dapat menerimanya apa adanya. Dan ini tidak selalu berarti bahwa Umar menyukai kekurangan dan kelemahannya. Ini lebih berarti bahwa kelemahan dan kekurangan itu bukan kondisi akhir kepribadiannya, dan selalu ada peluang untuk berubah dan berkembang. Dengan perasaan itulah seorang ibu melihat bayinya.
Apakah yang ia harap dari bayi kecil itu? Ketika ia merawatnya, menjaganya dan menumbuhkannya, apakah ia yakin bahwa kelak anak itu membalas kebaikan-kebaikannya? Tidak.
Semua yang ada dalam jiwanya adalah keyakinan bahwa bayi ini punya peluang untuk berubah dan berkembang, dan karenanya ia menyimpan harapan besar dalam hatinya bahwa kelak hari-hari juga lah yang akan menjadikan segalanya lebih baik.
Penerimaan positif itulah yang mengantar kita kepada kerja mencintai selanjutnya; pengembangan. Pada mulanya seorang wanita itu adalah kuncup yang tertutup. Ketika ia memasuki rumah Umar, memasuki wilayah kekuasaan Umar, menjadi istri Umar, menjadi ibu
anak-anak Umar; UMARLAH YANG BERTUGAS MEMBUKA KELOPAK KUNCUP ITU, MENIUPNYA PERLAHAN, AGAR IA MEKAR JADI BUNGA.
Umarlah yang harus menyirami bunga itu dengan air kebapakkan, membuka semua pintu hati anda baginya, gar ia dapat menikmati cahaya matahari yang akan memberinya gelora kehidupan. Hanya dengan kebaikanlah bungu-bunga cinta bersemi, dengan ungkapan AKU CINTA KAMU boleh jadi akan kehilangan makna katika ia dikelilingi perlakuan yang tidak simpatik dan tidak mengembangkan.
Apa yang harus Umar berikan kepada calon istri Umar adalah peluang untuk berkembang.... keberanian menyaksikan perkembangannya tanpa harus merasa bahwa superioritas Umar terganggu. Ini tidak berarti Umar harus memberi semua yang ia senangi, tapi berikanlah apa yang ia butuhkan.
Tetapi setiap perkembangan harus tetap berjalan dalam keseimbangan, dan inilah fungsi perawatan dari rasa cinta. Tidak boleh ada perkembangan yang mengganggu posisi dan komunikasi. Itulah sebabnya terkadang Umar perlu memotong sejumlah ranting yang sudah kepanjangan agar tetap selalu terlihat serasi dan harmoni.
Hidup ini adalah simponi yang kita mainkan dengan indah, maka duduklah sejenak bersama istri Umar nanti, tatap matanya lamat-lamat, dengarkan suara batinnya, getaran nuraninya, dan diam-diam bertanyalah pada diri sendiri APAKAH IA TELAH MENJADI LEBIH BAIK SEJAK HIDUP BERSAMA UMAR ?! mungkinkan suatu saat ia akan mengucapkan puisi Iqbal tentang gurunya :
DAN... NAFAS CINTANYA..... MENIUP KUNCUPKU..... MAKA ... IA MEKAR JADI BUNGA.
Karangan Ust Anis Matta
Sabtu, 03 Januari 2015
Kamis, 01 Januari 2015
UNSUR BATU MULIA
Unsur Batu Mulia
Unsur batu mulia merupakan unsur bumi, dimana roses pembentukan batu mulia terjadi didalam kerak bumi. Batu mulia dapat terbentuk mencapai usia yang sangat tua yaitu ribuan hingga jutaan milyaran tahun lamanya sebelum diolah dan dapat dipakai oleh manusia sebagai perhiasan ataupun koleksi. Karena batu mulia terpendam jauh didalam kerak bumi selama jutaan bahkan milyaran tahun maka batu mulia tersebut memiliki unsur kandungan zat bumi yaitu: zat besi, tembaga, kapur, mineral, karbon dan lain sebagainya. Dan dari zat itulah ada sebagian batu mulia yang memiliki nilai kekerasan yang sangat keras, dan diyakini pula memiliki energi alam tertentu.
Batu mulia memiliki unsur-unsur zat yang didapatkan dari unsur-unsur zat bumi, sehingga batu mulia memiliki kelebihan unsur tersendiri.
Dibawah ini merupakan unsur-unsur batu mulia dari pengaruh unsur bumi antara lain:
Unsur Kemurnian Batu Mulia
Maksud kemurnian disini adalah keaslian batu mulia, keaslian batu mulia tidak didapatkan dari bukan sintetis atau masakan dan kekerasannya. Kemurnian ini mempengaruhi batu mulia dalam menerima dan mengirimkan getaran. Batu mulia yang terbentuk dalam perut bumi ratusan, ribuan bahkan jutaan tahun tidaklah sama dengan batu sintetis, walaupun batu sintetis pun memiliki getaran. Semakin murni sebuah batu mulia maka semakin besar tenaga/energinya untuk menerima dan mengirim getaran. Jika unsur batu mulia memiliki kotoran di dalamnya, kotoran tersebut dapat menghambat proses pengiriman dan penerimaan getaran-getaran alam. Tetapi ada pula pada kasus tertentu (sekalipun jarang) kotoran pada batu mulia tersebut malah memperkuat gataran yang diterima maupun yang dikirim.
Unsur Nilai Kekerasan Batu Mulia
Batu mulia memiliki nilai kekerasan yang berbeda-beda, tidak semua batu mulia memiliki nilai kekerasan yang sangat tinggi adapula batu mulia yang memiliki nilai kekerasan yang tergolong rendah. Nilai kekerasan batu mulia biasanya diukur dengan skala Mohs. Skala mohs menilai kekerasan batu mulia mulai dari kekerasan 5 mohs kebawah artinya termasuk dalam golongan rendah, 6 sampai 7 mohs artinya termasuk dalam golongan menengah, dan 8 sampai 10 mohs artinya termasuk dalam golongan terkeras atau batu mulia yang memiliki nilai kekerasan tertinggi. Walaupun begitu, sekeras-kerasnya batu mulia jika ia di pukul dengan palu berulang-ulang dengan pukulan yang sangat keras maka akan pecah juga.
Unsur Warna Batu Mulia
Batu mulia memiliki warna yang bermacam-macam, mulai dari warna hitam, putih, merah, biru, kuning, abu-abu dan sebagainya. Setiap warna batu mulia memiliki arti getaran tersendiri, hal itu sama halnya dengan warna aura manusia yang memiliki arti tersendiri. jika seseorang yang dapat melihat aura manusia, sehingga bisa mendeteksi keadaan manusia dari warna aura yang terpancar dari tubuhnya (mood, kesehatan, sifat, karakteristik dll). Bahkan di salah satu pusat perbelanjaan di kawasan Kota Jakarta ada yang menyediakan jasa foto aura, dan setelah hasil fotonya dianalisa biasanya para pengguna jasa foto aura tersebut diberi batu mulia yang katanya untuk menetralisir aura negatif yang ada pada dirinya. Warna merah, biru, hijau, kuning, putih, abu-abu dan warna lainya memiliki gataran yang berbeda dan memiliki arti yang berbeda pula untuk manusia. Mungkin diantara para pembaca yang pernah tau tentang “cakra” (titik-titk pusat energi dalam tubuh manusia, yang biasa disebut Kundalini) akan dapat memperoleh pengertian yang lebih mendalam tentang warna yang dikaitkan dengan setiap cakra.
Pengaruh Unsur Bentuk Batu Mulia
Batu mulia memiliki bentuk yng bermacam-macam dan setiap bentuk suatu benda menghasilkan berbagai pengaruh yang berbeda-beda. Seperti bentuk bulat, piramid, kerucut, segi empat atau bentuk lainnya memiliki pengaruh yang berbeda-beda. Demikian juga bentuk batu mulia tetapi kalau kita ingin mempertajam pengaruh bentuk batu yang kita pakai maka bentuk facet-facet seperti pada berlianlah yang paling banyak menghasilkan energi. Pengaruh batu mulia belum bisa diketahui dan belum bisa menghasilkan energi yang cukup pengaruhnya bagi si pemakai jika hanya digunakan/dipakai hanya satu atau dua hari saja. Oleh karena itu pakailah batu muia minimum 6 bulan secara kontinu di tubuh kita.
Pengaruh Unsur Ukuran Batu Alam
Besar-kecilnya batu alam juga mempengaruhi besar-kecilnya energi yang diterima maupun yang dipancarkan oleh batu tersebut. Semakin besar batu permata tentunya semakin besar pula energi yang dihasilkan. Maka semakin besar kita memakai batu mulia, semakin besar pula energi yang akan kita dapatkan. Walaupun batu mulia harganya tidak murah, namun jika dibandingkan dengan energi yang akan kita dapatkan maka nilai uang yang kita keluarkan tidak akan berarti apa-apa.
Pada dasarnya batu mulia memiliki energi alami yang bersumber dari berbagai unsur energi bumi.
Demikian beberapa unsur yang dimiliki oleh batu mulia yang sedang marak akhir-akhir ini, semoga dapat menambah pengetahuan kita semua.
Langganan:
Postingan (Atom)